MAKASSAR – Konsorsium Radar Cuaca yang terdiri dari lima institusi nasional menyepakati kerja sama pengembangan industri radar cuaca nasional. Konsorsium yang terdiri dari Institut Teknologi Bandung (ITB), Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), PT Industri Telekomunikasi Indonesia (Persero) atau INTI, PT CMI Teknologi, dan PT LAPI ITB itu resmi meneken nota kesepahaman, Rabu (09/08) di hadapan Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Ristekdikti) M. Nasir, di Kota Makassar.
“Masing-masing pihak akan menjalankan tanggung jawab sesuai dengan kapasitasnya demi mengembangkan industri radar cuaca nasional,” ungkap Rektor ITB Prof. Dr. Ir. Kadarsyah Suryadi, DEA, selaku Ketua Konsorsium Radar Cuaca, di sela penandatanganan MOU Industri Radar Cuaca Nasional.
Kadarsyah menjelaskan, Konsorsium Radar Cuaca Nasional merupakan salah satu konsorsium yang mendapatkan pendanaan riset inovasi perguruan tinggi di industri yang diberikan oleh Kemenristekdikti. Konsorsium ini bertanggung jawab membangun industri radar cuaca nasional, dengan pembagian tugas sebagai berikut :
1) ITB sebagai ketua konsorsium bertanggung jawab dalam penelitian, pengembangan, dan teknologi Radar Cuaca.
2) PT CMI Teknologi bertanggung jawab dalam produksi radio frekuensi dan gelombang mikro ‘Radar Cuaca Nasional’.
3) PT INTI bertanggung jawab dalam pengembangan DSP, sistem integrator, produksi, dan layanan purnajual ‘Radar Cuaca Nasional’.
4) PT LAPI ITB bertanggung jawab dalam pemasaran ‘Radar Cuaca Nasional’.
5) BMKG bertanggung jawab dalam memberikan masukan dalam pengembangan “Industri Radar Cuaca Nasional” dan mengutamakan penggunaan ‘Radar Cuaca Nasional’ yang dibuat oleh konsorsium ini sebagai bentuk keberpihakan terhadap produk dalam negeri.
Konsorsium Radar Cuaca Nasional ini, lanjut Kadarsyah, membuat dua buah teknologi Radar Cuaca Polarimetrik yaitu FMCW Radar (Frequency-Modulated Continuous-Wave) yang terpasang di Kota Bandung dan Pulse Compression Radar yang dipasang perhelatan Hari Kebangkitan Teknologi Nasional, Kota Makassar.
Radar Cuaca Polarimetrik ini, paparnya, mampu menghasilkan data yang dapat digunakan untuk menentukan bentuk, ukuran, dan varietas obyek. Lalu, radar ini memiliki kemampuan mengolah sebaran reflektivitas untuk menunjukkan ketebalan awan. Selain itu, perangkat sistem ini mampu mengolah sebaran kecepatan untuk menunjukkan arah dan kecepatan awan. “Kami optimistis Radar Cuaca ini memiliki kekuatan dan peluang dari sisi marketing dan branding,” ujar Kadarsyah.
Kekuatan dan peluang tersebut akan terus berkembang karena aspek harga kompetitif yang sesuai dengan value produk yang diterima konsumen, sumber daya produksi dan pemeliharaan dalam negeri yang jauh lebih murah, serta market spesicifation menuju perancangan kualitas, biaya, dan pengiriman. “Yang paling penting, pengembangan Radar Cuaca, baik dari desain maupun pembuatannya, 100% karya Konsorsium Radar Cuaca,” ungkap Kadarsyah.
***