MAKASSAR – Pada medio tahun ini PT Industri Telekomunikasi Indonesia (Persero) alias INTI menggelar sebuah hajatan teknologi. Perusahaan bermarkas di Bandung itu menyerahkan 15 perangkat Converter Kit yang dikontrol secara elektronik untuk nelayan yang tersebar di Kelurahan Bira, Untia, Bontorannu, dan Buloa, Kota Makassar Provinsi Sulawesi Selatan.
Kegiatan tersebut menyusul penyerahan perangkat yang memiliki kemampuan untuk melakukan konversi bahan bakar minyak (BBM) menjadi bahan bakar gas (BBG), yang sebelumnya telah dilakukan pada Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) di Cilacap, pada akhir tahun 2016.
“PT INTI (Persero) ingin berkontribusi pada peningkatan hajat hidup nelayan,” ungkap Direktur Utama PT INTI (Persero) Darman Mappangara, usai menyerahkan 15 unit Converter Kit untuk mesin bensin dan diesel yang dilengkapi dengan mesin dan propoler. Penyerahan ini dilakukan di hadapan Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi M. Nasir serta Gubernur Sulawesi Selatan Syamsul Yasin Limpo kepada nelayan setempat, pada Launching Makassar Peringatan Hari Kebangkitan Teknologi Nasional ke-22, di Pelabuhan Paotere, Makassar, Jumat (16/06).
Converter Kit yang diserahkan tersebut merupakan perangkat generasi kedua yang dikontrol secara elektronik menggunakan teknologi Electronic Control Unit (ECU) dan sistem injeksi. Teknologi ini membantu adanya pengaturan titik bakar yang berperan dalam peningkatan efisiensi penggunaan bahan bakar sekaligus mengurangi emisi gas buang. Selain itu, teknologi pada perangkat yang telah disertifikasi menggunakan standar SNI 12806:2015 ini membuat pengoperasian lebih mudah sehingga nelayan dapat berkonsentrasi penuh pada penangkapan ikan tanpa perlu khawatir dengan kinerja Converter Kit.
Dari segi ekonomi, pemanfaatan gas sebagai bahan bakar untuk kapal nelayan akan memberikan peningkatan penghasilan karena sesuai dengan perhitungan Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), pengalihan bahan bakar dari BBM ke BBG ini memberikan manfaat penghematan bagi nelayan mencapai 60%. Angka ini didapat dengan asumsi, satu tabung liquid petroleum gas (LPG) berukuran 3 kg seharga Rp 20 ribu-Rp 25 ribu yang dapat digunakan sebagai bahan bakar untuk melaut sekitar tiga hari. Sementara jika menggunakan BBM, tiap kali melaut, nelayan setidaknya memerlukan BBM sebanyak dua liter atau sekitar Rp 18 ribu-Rp 20 ribu per hari atau sekitar Rp 54 ribu-Rp 60 ribu untuk tiga hari.
Lalu, Converter Kit hasil inovasi PT INTI ini dapat mengkonversi BBM ke BBG “4G” (LPG, CNG, LNG, dan BioGas) pun cenderung memudahkan nelayan dalam mendapatkan bahan bakar karena ketersediaan gas jauh lebih mudah sekaligus murah ketimbang bensin dan solar. “Dengan demikian, nelayan tidak hanya mendapat penghematan dan kemudahan, tapi juga terwujudnya program pemerintah,” ucapnya.
***