BANDUNG – PT Industri Telekomunikasi Indonesia (Persero) alias INTI siap melaksanakan skenario The New Normal pasca Idul Fitri. Skenario yang diberlakukan sesuai arahan Surat Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Nomor : S-336/MBU/05/2020 tentang Antisipasi Skenario The New Normal BUMN itu, diproyeksikan dapat mempercepat penyelesaian proyek yang tengah digarap oleh Perusahaan.
The New Normal yang siap dieksekusi itu merupakan perubahan perilaku untuk menjalankan aktivitas normal di tengah pandemi Covid-19, dengan tetap mempraktikkan protokol kesehatan untuk mencegah penularan.
“INTI memiliki sejumlah proyek skala nasional yang statusnya slow progress, bahkan beberapa di antaranya idle karena situasi pandemi ini. Jika skenario The New Normal diberlakukan, bisa dipastikan itu akan mempercepat progress,” papar Direktur Utama INTI Otong Iip, Selasa (19/05).
Beberapa proyek tersebut di antaranya proyek pembangunan perangkat sistem navigasi penerbangan Automatic Depedent Surveillance-Broadcast (ADS-B) di enam bandara di Papua serta satu bandara di Jayapura. Ketujuh bandara yang berlokasi di Sentani, Senggeh, Wamena, Oksibil, Wamena, Dekai, dan Elelim itu berada dalam wilayah pengelolaan Perusahaan Umum (Perum) Lembaga Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan Indonesia alias AirNav Indonesia.
Adapula bisnis Asset Management System (AMS) perangkat telekomunikasi Network Terminal Equipment (NTE) IndiHome milik PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk. Kontrak bisnis AMS itu terdiri dari pekerjaan pemeliharaan dan perbaikan perangkat (repair) Optical Network Terminal (ONT), repair Set Top Box (STB), serta pembongkaran secara keseluruhan perangkat terpasang di rumah konsumen yang sudah berhenti berlangganan IndiHome (dismantling) NTE.
Proyek itu berlangsung di seluruh Indonesia dengan pemusatan pekerjaan pada AMS Center di 12 lokasi, yaitu Medan, Pekanbaru, Palembang, Jakarta, Karawang, Bandung, Bandung Barat, Semarang, Surabaya, Denpasar, Balikpapan, dan Makassar. Titik AMS Center tersebut merupakan area yang tersebar di wilayah Telkom Regional 1-7.
Bisnis lainnya yang tak kalah strategis yaitu produksi serta distribusi kabel serat optik dan aksesoris, dengan kapasitas produksi mencapai 12,6 juta meter per bulan. Kabel serat optik khususnya jenis drop cable dengan kapasitas 1 core sampai 4 core, baik untuk kebutuhan indoor maupun outdoor itu dihasilkan di fasilitas produksi yang berlokasi di Jalan Moch. Toha No 225 Bandung.
Beberapa bisnis strategis yang melibatkan banyak personil lapangan dan mobilisasi lintas area ini akan dijalankan melalui penerapan protokol penanganan Covid-19 agar skenario The New Normal tidak membahayakan keselamatan karyawan INTI, konsumen, mitra, vendor, dan pemangku kepentingan lainnya. Protokol tersebut akan mendukung penerapan pedoman Work From Home dan penanganan Covid-19 yang telah diimplementasikan oleh Satuan Tugas Pencegahan dan Penanganan Penyebaran Virus Corona (Covid-19) yang dibentuk oleh Perusahaan pada 16 Maret 2020.
“INTI akan memastikan skenario The New Normal dapat menjaga keselamatan karyawan dan semua pihak terkait, sekaligus memberikan efek positif dalam percepatan semua proyek yang digarap Perusahaan. Situasi ini memang menantang, tapi semua pekerjaan akan terus berjalan,” tutur Otong Iip.
Tentang INTI
PT INTI (Persero) adalah badan usaha milik negara (BUMN) yang secara resmi didirikan pada 30 Desember 1974. Perusahaan yang berkantor pusat di Jalan Moch Toha No. 77 Bandung memiliki lini bisnis di bidang Manufacture and Assembly, Managed Service, Digital Service, dan System Integrator. Untuk mendukung bisnisnya, PT INTI (Persero) juga mengoperasikan fasilitas produksi seluas delapan hektar di Jalan Moch Toha No 225 yang memproduksi perangkat telekomunikasi dan elektronik.
***