BANDUNG – PT Industri Telekomunikasi Indonesia (Persero) alias PT INTI (Persero) menggenjot penjualan produk e-KTP Reader di tengah maraknya aksi pencurian identitas. Perangkat sistem e-KTP Reader ini merupakan produk unggulan PT INTI (Persero) yang memiliki kemampuan membaca KTP Elektronik secara mandiri tanpa harus terkoneksi dengan perangkat komputer serta dapat berintegrasi dengan banyak perangkat lainnya.
“Di tengah maraknya aksi pencurian identitas di masyarakat, PT INTI (Persero) melihat sebuah peluang bisnis yang sangat besar untuk menangkal hal tersebut. Bahkan, e-KTP Reader ini juga dapat menumbuhkan berbagai industri pendukung. Maka kami pun kian aktif menggenjot produksi dan pemasaran e-KTP Reader,” ungkap Direktur Utama PT INTI (Persero) Otong Iip, Kamis (14/10).
Tercatat sejak awal tahun 2015 hingga medio tahun 2021, PT INTI (Persero) telah membukukan penjualan e-KTP Reader untuk semua varian sebanyak 12.463 unit. Rencananya, PT INTI (Persero) menargetkan dapat mencatatkan penjualan e-KTP Reader sebanyak 1.100 unit hingga akhir tahun atau setara dengan peningkatan sebesar 34,96% dibandingkan dengan penjualan tahun lalu sekitar 815 unit. “Harapannya, perangkat e-KTP Reader ini dapat berkontribusi maksimal terhadap penjualan Perusahaan di akhir tahun,” ujarnya.
Saat ini, PT INTI (Persero) telah memproduksi dan memasarkan empat tipe e-KTP Reader yaitu:
- IDentik, pembaca KTP Elektronik dengan layar yang dapat digunakan tanpa harus terhubung dengan komputer (standalone).
- E-KTP Reader Android, Mobile Point of Sales (MPOS), perangkat terpadu pembayaran elektronik terintegrasi dengan aplikasi berbasis android, yang dapat juga disinkronisasi untuk berbagai transaksi berbasis verifikasi KTP Elektronik.
- INTI Smart Defined Reader atau INTI-SDR, pembaca KTP Elektronik tanpa layar berukuran cukup compact, sehingga dapat digunakan sebagai handheld device yang dapat dikoneksikan dengan perangkat lainnya, seperti telepon pintar atau tablet berbasis android.
- INTI Smart Reader Modular atau INTI-SRM, perangkat yang bersifat modular tapi masih dalam satu kesatuan yang difungsikan sebagai modul tambahan untuk dapat implementasikan secara dinamis dan mudah pada perangkat lainnya, seperti mesin kiosk, mesin ATM, dan lain sebagainya.
Perangkat e-KTP Reader ini telah berstandar Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 76 tahun 2020 tentang Perangkat Pembaca dan Penulis serta Perangkat Pembaca Kartu Tanda Penduduk Elektronik. Produk yang biasa digunakan untuk mendukung proses pemilihan kepala desa secara elektronik (e-Voting) ini juga telah mengantongi sertifikasi sesuai standarisasi dari Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) dan Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN). Selain itu, perangkat e-KTP Reader inipun telah lolos verifikasi nilai tingkat kandungan dalam negeri (TKDN) dari Surveyor Indonesia dengan nilai sebesar 32,04%.
“Berbekal sertifikasi ini, produk e-KTP Reader dapat dinyatakan aman untuk implementasi berbagai transaksi yang membutuhkan verifikasi KTP Elektronik, terutama terkait kerahasiaan data. Inilah salah satu esensi One Single Identity,” papar Otong Iip.
KTP Elektronik dijadikan sebagai pijakan One Single Identity karena sifatnya yang unik berkat adanya chip contactless berisi semua data kependudukan yang bersifat tunggal berupa kombinasi biometrik. Data yang tersimpan di chip itupun terenkripsi sehingga tidak bisa diakses oleh sembarang orang. Data tersebut hanya bisa dibaca menggunakan Security Access Modul (SAM) yang tertanam dalam e-KTP Reader.
Modul keamanan yang tertanam di e-KTP Reader ini, lanjut Otong Iip, juga memungkinkan pencegahan upaya kejahatan, seperti penipuan, pemalsuan, atau penggandaan kartu identitas. Sebab, KTP Elektronik menggunakan nomor induk kependudukan tunggal yang memungkinkan implementasi One Single Identity. Sistem ini pula yang memudahkan pelacakan jika di kemudian hari terjadi upaya kejahatan. “Perangkat e-KTP Reader makin ‘naik daun’ sejak maraknya aksi pencurian identitas,” ujarnya.
Selain untuk verifikasi KTP Elektronik, perangkat sistem e-KTP Reader ini dapat mendukung sistem terintegrasi berbagai aplikasi eksisting. Sebut saja, validasi kependudukan, verifikasi dalam pemilihan umum berbasis sistem elektronik (e-Voting), aplikasi perbankan, sistem buku tamu perusahaan, dan aplikasi yang terintegrasi dengan Electronic Data Capture (EDC) atau Vending Machine.
“Selain soal kemampuan menjaga kerahasiaan data, e-KTP Reader sangat diunggulkan karena dapat diintegrasikan dengan berbagai perangkat dan aplikasi, untuk transaksi apapun,” jelasnya.
Selain itu, fleksibilitas perangkat pembaca KTP Elektronik untuk berintegrasi dengan perangkat lainnya inipun memungkinkan pemanfaatan e-KTP Reader dalam mayoritas bidang industri yang menggunakan data kependudukan sebagai jembatan transaksinya.
Dalam bidang perbankan dan pelayanan masyarakat misalnya, ungkap Otong Iip, e-KTP Reader telah digunakan di sejumlah bank dan lembaga pemerintah penyelenggara jaminan sosial untuk memudahkan pendokumentasian transaksi, sekaligus validasi keabsahan identitas nasabah. Tak hanya itu, PT INTI (Persero) yang menggandeng BPPT pun telah mengekspansi ranah manfaat e-KTP Reader sebagai perangkat validasi identitas pada sektor pemerintahan. Kerja sama tersebut dieksekusi melalui pengembangan dan pemanfaatan KTP-el pada teknologi e-Voting yang telah terimplementasi untuk pemilihan kepala desa di lebih dari 27 kabupaten dan 2000 desa hingga akhir 2020.
Tentang INTI
PT INTI (Persero) adalah badan usaha milik negara (BUMN) yang secara resmi didirikan pada 30 Desember 1974. Perusahaan yang berkantor pusat di Jalan Moch Toha No. 77 Bandung ini memiliki lini bisnis di bidang Manufacture and Assembly, Managed Service, Digital Service, dan System Integrator. Untuk mendukung bisnisnya, PT INTI (Persero) juga mengoperasikan fasilitas produksi seluas delapan hektar di Jalan Moch Toha No. 225 Bandung yang memproduksi perangkat telekomunikasi dan elektronik.
Pada tahun 2021, PT INTI (Persero) menargetkan penjualan sekitar Rp706,7 miliar dengan porsi 55% berasal dari segmen pasar Telekomunikasi sebagai penyumbang pendapatan utama, 33% dari segmen Enterprise, dan sisanya dikontribusi segmen Government. Selain itu, PT INTI (Persero) menargetkan Pendapatan Recurring mencapai 26,22% dari Total Penjualan, yang didominasi oleh proyek Maintenance, Mobile Point of Sales (MPOS), Repair & Refurbished, Seat Management, Sewa, Smart Clinic, Spare Part Management System (SPMS), Tower and Power (TOPO), dan Very Small Aperture Terminal (VSAT).